1. SISTEM LARUTAN
Larutan disebut juga dengan
campuran homogen. Dalam larutan, zat terlarut dicampur dengan zat pelarut.umumnya, zat terlarut jumlahnya
sedikit sehingga disebut fase terdispersi, sedangkan pelarut jumlahnya
banyak sehingga disebut fase pendispersi.
Biasanya zat terlarut tersebar
secara merata dalam komponen zat
pelarut, larutan ini dapat disebut sebagai dispersi molekuler artinya setiap
molekul zat terlarut tersebar secara merata dalam media fase pendispersi,
karena diameter molekul-molekul ini kurangdari 10-7 cm sehingga
kita tidak mampu membedakan antara fase zat terlarut dan fase zat pelarut,
kecuali dengan mikroskop elektron. Zat terdispersi pada sistem larutan tidaka
dapat disaring dengan kertas saring apapun. Contoh Sistem Larutan : Larutan gula, Larutan garam, Larutan alkohol,
Spirtus, Larutan Cuka, Air Laut, Udara Bersih, Air teh, dan Larutan gas dalam
udara.
Ciri-ciri larutan dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Besar partikel <10-7 cm
- Partikel dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
- Larutan sejati tidak dapat disaring dengan kertas saring atau perkamen.
- Larutan sejati sangat stabil artinya tidak dapat terkoagulasi.
- Termasuk campuran yang sangat homogen.
Baca Juga : Tips Dapatkan Smartphone GRATIS 2017
2.
SISTEM
SUSPENSI
Suspensi atau
disebut juga suspensi kasar merupakan campuran heterogen antara fase
terdispersi dalam medium pendispersi. Secara umum, terdispersi adalah padatan, sedangkan medium
pendispersinya adalah air. Dalam sistem suspensi dapat dibedakan antara zat terdispersi
dan medium pendispersi. Fase terdispersi dalam bentuk padatan dengan ukuran
besar akan terlihat tersebar dalam medium air. Karena ukuran zat terdispersi
besar, fase air tidak mampu lagi menahannya. Oleh karena itu, zat terdispersi
akan mengendap. Ukuran zat terdispersi dalam suspensi lebih dari 10-5
cm. dengan penyaringan biasa, zat terdispersi dapat disaring. Jadi suspensi
adalah dispersi adatan dengan bentuk fisik heterogen.
Contoh suspensi : Air Keruh, Campuran Air dengan Pasir, Campuran Kopi dengan
Air, dan Campuran Minyak dengan Air.
Suspensi mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
- Suspensi mempunyai ukuran partikel > 10-5 cm.
- Suspensi dapat dilihat dengan mikroskop.Suspensi dapat disaring dengan kertas saring.
- Suspensi bersifat labil artinya tidak tahan lama.
- Suspensi mudah mengalami koagulasi.
- Suspensi termasuk campuran heterogen.
3.
SISTEM
KOLOID
Sistem koloid
adalah campuran hampir homogen antara fase terdispersi dan fase pendispersi.
Campuran ini hampir homogen, artinya campuran dua zat hampir menyatu dan sulit
dibedakan. Fase terdispersinya bukan dalam bentuk molekuler (bukan setiap
molekul tersebar). Akan tetapi, gabungan dari beberapa molekul. Jika diambil
contoh zat terdispersi padatan dalam fase pendispersi air, sistem koloid
merupakan dispersi padatan (gabungan dari molekul) yang tersebar dalam medium
pendispersi. Hanya saja partikel padatan yang terdispersi ini kecil sehingga
tidak bisa dibedakan mana fase terdispersi dan mana fase pendispersi. Contoh sistem koloid : Sabun, Susu, Santan, Agar-Agar, Selai, Mentega, dan
Mayonaise.
Ciri-ciri sistem
koloid sebagai berikut:
- Sistem koloid mempunyai ukuran partikel 10-7 – 10-5 cm.
- Partikelnya dapat dilihat dengan mikroskop ultra.
- Partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, tetapi dapat disaring menggunakan kertas perkamen.
- Koloid tahan lama.
- Koloid akan terakugulasi apabila ditambah larutan.
- Koloid mempunyai sifat elektrolit.Koloid termasuk campuran homogen.
TABEL PERBANDINGAN SISTEM LARUTAN
Larutan
(Dispersi Molekuler)
|
Koloid
(Dispersi Koloid)
|
Suspensi
(Dispersi Kasar)
|
1.
Bersifat Homogen, yaitu tak dapat dibedakan
walaupun menggunakan mikroskop ultra
2.
Semua partikel berdimensi (panjang,
lebar, atau tebal) kurang dari 1 mm
3.
Satu fasa
4.
Stabil
5.
Tidak dapat disaring
6. Contoh: larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka,
air laut, udara yang bersih, dan bensin.
|
1.
Secara makroskopis bersifat homogen,
tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
2.
Partikel berdimensi antara 1 nm sampai
100 nm
3.
Dua fasa
4.
Pada umumnya stabil
5.
Tidak dapat disaring, kecuali dengan
penyaringan ultra
6.
Contoh: sabun, susu, santan, jeli, selai,
mentega, dan mayones.
|
1.
Bersifat Heterogen
2. Salah satu atau semua dimensi
partikelnya lebih besar dari 100 nm
3.
Dua fasa
4.
Tidak stabil
5.
Dapat disaring
6. Contoh: air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi
dengan air, dan campuran minyak dengan air.
|
1 comment:
Terimakasih untuk penjelasannya, sangat membantu
Post a Comment